Kenapa aku pilih judul ini?
Sering kita dengar dari keluarga atau temen terkadang ngomong kaya gitu. Sebagai anak yg hidup di jakarta tentulah kita harus ikuti perkembangan, kalo ga ikut kadang bisa di katakan kuper lah,,ga updatelah what everlah, kota jakarta merupakan kota yg serba paling pokonya. mulai paling macet,paling sering banjir paling banyak kriminal de el el. tapi kalo kita melihat gaya hidup (life style kalo bahasa asingnya),jakarta merupakan tempat yang cocok untuk mempelajari hal ini, gimana tidak berjuta orang dengan berbagai macam karakter kehidupan mulai gaya bicara,penampilan, sampai sikap bersosialisasi semuanya ada disni.
berikut ada sebuah kisah nyata yg mungkin bakal berguna..
Sebut saja temen aku namanya si A,anak dari keluarga sederhana dari kampung yang merantau kekota karena terpaksa.berbekal pendidikan minim dan semangat nekat yg maksimal,akhirnya tmen saya sampai di kota, berbagai pekerjaan sudah si jalani mulai dari tukang batu,,tukang cuci piring, jualan koran,tukang sapu dan lain sudah pernah di coba..
si A termasuk anak yg rajin ibadah,,di sela2 semangatnya dalam bekerja ia tak lupa melaksanakan perintah agamanya,berbagai doa pun di panjatkan agar semakin di permudah perubahan keadaannya menjadi lebih baik. Hingga pada suatu hari dia di beri kesempatan untuk bekerja di instansi sekolah. kesempatan itu di pergunakan maksimal olehnya...dia akhirnya melanjutakan sekolah sambil kerja..ijazah setingkat SMA pun akhirnya dia dapat, tak puas dengan itu dia melanjutkan ke perguruan tinggi, masih inget saya yg pernah dia katakan intinya begini, saya dilahirkan dari keluarga miskin,bukan berarti kedepannya aku ikut miskin juga..paling engga aku di beri kesempatan selama hidupku ini untuk membuat orang tuaku bangga walaupun hanya sebentar saja. kata itulah yang membuat dia berjuang keras dalam hidupnya..selang beberapa tahun akhirnya dia di beri kesempatan untuk bekerja di salah satu bank swasta..tak lupa perkataan dia yang akan selalu membuat orang tuanya bangga di kampung.
kehidupan orang tuanya di kampung pun akhirnya terangkat, rumah yang tadinya hanya bilik bambu sekarang
pakai batu bata sama halnya kaya yang laen..adiknya bisa sekolah sampai setingkat SMA bahkan ada yg kuliah juga, tapi seiring dengan kondisi financial dia yang semakin mapan sepertinya dia mulai menikmati hidup(bisa di katakan balas dendam kalo menurut saya) karena selama bertahun2 dia merasakan hidup kesusahan..teman bergaul sudah mulai mengikuti level yg nota bene anak nogkrong, tempat maen yg dulu hanya di tepi kali sekarang sudah di mall,diskotik cafe dll, yang dulunya rajin ibadah sekarang sudah mulai kendor, kerja bertahun2 tidak punya tabungan sedikitpun, prestasi kerja kabarnya mulai menurun,moto hidupnya sekarng berubah "dulu hidup sengsara sekarang hidup foya" itu mungkin karena balas dendam kali ya. denger kabar dia sekarang dikeluarkan dari tempat kerjanya karena berselisih ama bos nya akhirnya dia kembali ke keadaan seperti yang dulu,..kembali jadi tukang cuci ,terkadang jadi pemulung.
dia pun mulai sadar kembali, mengenai siklus kehidupan ,dia mulai rajin beribadah.
di merasa bahwa yang membuat hancur semuanya adalah lingkungan sekitarnya, pengaruh negatif yang tidak bisa dia saring, membuat dia ikut dalam aliran arus lingkungan sekitar..ya begitulah akhirnya dia sekarang menikmati kondisi hidup yang sekarang ini,,lebih mulia dan lebih tenang, kalo ketemu saya, terkadang dia kasih nasehat bahwa hati2lah terhadap lingkungan sekitar, lingkunganmu membuat karakter hidupmu.
sampai sekarang pun aku masih ingat terus kata2 itu..
semoga dapat menjadi pelajaran dari kisah temanku di atas
salam anak yg ga kebawa arus..
Jadilah diri sendiri jangan terbawa arus yang tidak baik.
BalasHapussedikit saran saja, tulisan kamu terlalu kecil sehingga menyulitkan orang membaca artikel kamu. kurangi pernak-pernik yang nggak penting.
duniawi itu memang tampak menggiurkan mas, harus pintar2 diri supaya nggak tergoda, -bagian cobaan dari Allah ketika memberi nikmat yang berlebih,
BalasHapus